Skip to main content

Mungkinkah Robot Gantikan Peran Manusia Mengacak Rubik di Kompetisi?

robot rubik's cube hand
Perlu kita ketahui bersama bahwasannya saat ini di kompetisi resmi, World Cube Association menggunakan perangkat lunak TNoodle WCA sebagai pembuat sekaligus penyedia acakan.

Setiap acakan dalam satu cabang perlombaan di tiap babak dan tiap grup dipisah, dibedakan, dan diberi password supaya panitia tidak mengintip. Hanya Delegasi WCA saja yang diperkenankan membukanya sesaat sebelum suatu ronde dimulai.

Dalam penerapannya, acakan ini dilakukan oleh manusia/orang yang biasanya terdiri atas tim panitia atau peserta dari grup yang berbeda secara sukarela.

Acakan sebuah rubik di kompetisi resmi sering menimbulkan kritik karena tidak jarang misscrambled atau salah acak. Untuk mengurangi potensi terjadinya kesalahan pengacakan dan meringankan beban panitia, maka robot pengacak bisa menjadi solusinya.

Apa itu robot scrambler dan robot solver?

rubik's cube robot solver

Scrambler robot adalah robot yang mampu mengacak Kubus Rubik sesuai pola acakan tertentu yang sudah diinstruksikan.

Sedangkan solver robot adalah robot yang mampu menyelesaikan Kubus Rubik yang telah diacak terlebih dahulu.

Apakah robot dapat menggantikan peran manusia dalam pengacakan rubik?

Pertanyaan di atas dapat terjawab apabila kita mengetahui berbagai kendala yang mungkin dialami pihak penyelenggara lomba jika robot menggantikan peran sebagai pengacak rubik di sebuah kompetisi atau perlombaan.

Berikut ini penjelasannya.

1. Biaya pembuatan robot terbilang mahal

Komunitas Rubik Kanada pernah mengucijoba sebuah robot scrambler pada tahun 2014 dengan berbahan materi pabrikan. Biaya total pembuatan robot ini sekitar 50 dolar Kanada (CAD) pada saat itu.


Sayangnya, robot ini hanya mampu mengacak rubik 3x3x3 dan kecepatannya relatif lambat dibanding manusia pada umumnya.

Kalaupun telah ada pabrik khusus yang membuat robot pengacak rubik, pihak panitia semakin dibebankan anggaran yang mahal untuk pengadaan dan logistik.

2. Robot belum bisa menyesuaikan skema warna, dimensi, dan bentuk

Saat ini, terdapat 11 jenis puzzle yang dilombakan dan diakui oleh WCA. Jika robot diharuskan menggantikanp eran manusia untuk mengacak semua jenis puzzle, tentu akan menjadi tantangan bagi si pembuatnya.

Hal ini disebabkan jenis stiker rubik, dimensi, bobot, dan bentuk tiap-tiap puzzle sangat berbeda. Misal, perbandingan antara Kubus 3x3, Square-1, dan Clock sangat terlihat jauh dari segi dimensi, pola, dan kerumitannya. Robot pengacak juga akan menemukan kesulitan saat mengacak big cubes, seperti 6x6 dan 7x7.

3. Belum ada robot 'resmi' yang menjadi standar WCA untuk digunakan

Hingga saat ini, WCA belum memberi izin sebuah robot dapat menggantikan peran panitia dalam pengacakan rubik. WCA harus memastikan kemampuan robot dalam mengacak sesuai acakan yang ditentukan dan efektivitasnya.

4. Potensi malafungsi dan kerusakan saat digunakan

Karena ia diciptakan oleh manusia, robot tentu memiliki celah kerusakan yang timbul akibat bug maupun kelalaian si pengguna. Akan sangat fatal jika robot mengalami kerusakan saat kompetisi berlangsung karena tidak semua orang bisa memperbaikinya.

Kesimpulan

Untuk saat ini, robot yang diciptakan khusus untuk mengacak Kubus Rubik untuk memudahkan jalannya suatu perlombaan speedcubing masih belum bisa disediakan.

Hal ini karena melihat faktor biaya, logistik, efektivitas, kemampuan robot, serta ketersediaan regulasi yang mengikat.

* * * 

Follow akun Instagram @rubikscubeid, Facebook, dan Twitter.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar
-->